Kamis, 29 Januari 2015

FRAUD I

The Fed mulai mencetak lebih banyak Nota Federal Reserve daripada emas yang dimiliki....  Inilah Fraud I yang dilakukan The Federal Reserve...

Lalu berdasarkan apakah The Fed mencetak dollar...?

Jika sebelumnya Bank harus mempunyai emas untuk membackup mata uang yang dicetaknya, maka The Fed tidak membutuhkan emas agar bisa mencetak mata uang. Berdasarkan UU Federal Reserve, untuk mencetak dollar hanyalah dibutuhkan surat pernyataan utang dari Pemerintah yang biasa disebut “BOND”...

Bond hanyalah surat pernyataan utang yang ditulis oleh Pemerintah, lalu diserahkan kepada The Fed. Setelah itu giliran The Fed mencetak kertas dollar sebanyak yang diminta oleh Pemerintah dalam Bond tersebut, lalu menghutangkannya kepada Pemerintah, tanpa mempedulikan emas yang dimiliki.....  Enak Kan...  :-)

Di Indonesia, “Bond” biasa diterjemahkan sebagai Surat Utang Negara (SUN)...  Namun ada beberapa ahli sejarah sistem keuangan yang mengatakan bahwa BOND berasal dari kata BONDAGE = PERBUDAKAN.... Nah Lho.... !!!

Sejak saat itulah terjadi perubahan secara mendasar pada proses penciptaan mata uang.... Dari sistem keuangan standar emas menjadi sistem uang hutang...

Dari UANG = EMAS  ,  menjadi UANG = HUTANG

Selamat datang dalam sistem perbudakan modern...!!!

Sistem “uang = hutang” ini sangat menguntungkan The Fed/Bankir serta Pemerintah/Politisi yang menjabat... Namun sangat merugikan Rakyat, karena...

1.     The Fed sebagai Bank Sentral bisa mencetak mata uang kertas tanpa batas.
2.    Pemerintah/Politisi jika membutuhkan dana, tinggal membuat surat utang lalu memberikannya kepada Bank Sentral. Lalu Bank Sentral akan mencetak mata uang untuk dihutangkan kepada Pemerintah.
3.    Hutang Pemerintah kepada Bank Sentral adalah hutang nasional yang akan dibebankan kepada Rakyat. Yang pada gilirannya harus dibayar oleh Rakyat lewat pajak dalam beberapa tahun ke depan, termasuk Rakyat yang belum lahir.

“Dengan cara seperti ini, Pemerintah bisa secara diam2 dan tak terlihat merampas kekayaan Rakyat, dan tak seorangpun dari sejuta yang akan mengetahui pencurian tersebut.”
( John Maynard Keynes )


Pada mata uang dollar terbitan tahun 1929, Federal Reserve Chicago menyatakan hal tersebut dengan jelas. Bahwa yang mereka cetak bukanlah sertifikat emas lagi, akan tetapi curreny/mata uang yang dijamin dengan BOND/ surat utang...

Jadi mata uang bukanlah “sertifikat atas emas lagi”, akan tetapi “sertifikat atas surat utang”...  Jadi bukan kertas dijamin dengan emas, akan tetapi kertas dijamin dengan kertas...

Karena sebenarnya yang akan membayar hutang nasional kepada Bank Sentral adalah Rakyat lewat pajak, maka sebenarnya yang menjadi jaminan dari surat utang tersebut adalah Rakyat...

Ya... Rakyat...!!!   Jaminan bagi Bank Sentral untuk ngeprint mata uang dan memberikannya dalam bentuk hutang kepada Pemerintah adalah “pajak yang akan ditarik dari Rakyat guna membayar utang + bunga selama beberapa tahun ke depan”...

Perhatikan tulisan yang tertera pada mata uang US dollar terbitan Federal Reserve Chicago 1929 berikut ini...

Disitu dengan jelas tertulis...

“NATIONAL CURRENCY. Secured by united states bonds deposited with the treasurer of the United States of America or by like deposit of other securities. Will pay to the bearer ond demand twenty dollars.”

“MATA UANG NASIONAL. Dijamin dengan surat utang negara yang disimpan dengan bendahara negara Amerika Serikat atau dengan penyimpanan surat berharga lainnya. Akan membayar kepada pembawa -uang kertas ini- dua puluh dollar jika diminta.”

Ingat, sebelumnya “currency” adalah “GOLD certificate”.  Jadi, jika Bank Sentral mencetak mata uang maka benar2 memiliki nilai yang mendukungnya, yaitu emas...   Cukup fair...   :-)

Tapi sekarang, “currency” adalah “bond certificate”, jadi jika ada bond/ surat permintaan utang dari Pemerintah, maka Bank Sentral akan mencetak mata uang sejumlah yang diminta Pemerintah... Jadi tidak ada nilai yang mendukungnya sama sekali, dan pada dasarnya tidak ada batasan lagi bagi Bank Sentral untuk mencetak mata uang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar